Minggu, 05 Mei 2013

HADIST

17.42 Posted by Racman D. Gummay No comments
KAROMAH DOA DARI SEDEKAH YG IKHLAS - Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, Saya akan bersedekah. Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri. Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina. Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya. Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah. (HR-Bukhari 0731 dan Muslim, Zakat 1698)

Senin, 22 April 2013

Dunia

19.25 Posted by Racman D. Gummay No comments
Kejarlah dunia sebagai modal untuk kepentingan akhiratmu. Jangan berhenti dengan bangganya dunia yang tergenggam. Sebab, dunia akan hilang, dunia akan hancur. Sebaliknya, usahakanlah apa yang engkau kejar adalah ampunan dan keridhaan-Nya. "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga - banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al-Hadiid [57] : 20)

Minggu, 07 April 2013

Puasa Nabi Daud AS

23.34 Posted by Racman D. Gummay No comments
Assalamu’alaikum wr. wb. Saya mau tanya soal puasa Nabi Daud. Apa faedahnya? Bagaimana dengan dalil-dalil haditsnya. Wassalamu’alaikum wr. wb. Waalaikumussalam Wr Wb Saudara Imam yang dirahmati Allah swt. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash bahwa dia pernah mengabari Rasulullah saw dan beliau saw pun berkata kepadanya,”Sholat yang paling disukai Allah adalah sholat Daud dan puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud. Dia (Daud) tidur seperdua malam, bangun di sepertiganya, tidur lagi di seperenamnya dan berpuasa sehari serta berbuka sehari.” (HR. Bukhori) Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash berkata,”Aku memberitahu Rasulullah saw bahwa aku mengatakan,’Demi Allah aku akan puasa sepanjang siang dan sholat sepanjang malam seumur hidupku.’ Maka Rasulullah saw berkata kepadanya,’Apakah kamu yang mengatakan,’Demi Allah aku akan berpuasa sepanjang siang dan sholat sepanjang malam seumur hidupku.’ Aku mengatakan,’Sungguh aku yang mengatakannya.’ Beliau bersabda,’Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup untuk itu maka berpuasalah dan berbukalah, sholat malamlah dan tidurlah. Berpuasalah tiga hari dalam sebulan maka sesungguhnya suatu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang sepertinya dan hal itu seperti berpuasa sepanjang masa.’ Aku mengatakan,’Sesungguhnya aku sanggup melakukan yang lebih dari itu wahai Rasulullah.’ Beliau saw bersabda,’Berpuasalah sehari dan berbukalah dua hari.’ Aku mengatakan,’Sesungguhnya aku sanggup melakukan yang lebih dari itu.’ Beliau bersabda,’Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari. Ini adalah puasa Daud dan ini puasa yang paling baik.’ Aku mengatakan,’Sesungguhnya aku sanggup melakukan yang lebih dari itu wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda,’Tidak ada yang lebih utama darinya.” (HR. Bukhori) Diriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah bagaimana anda berpuasa?’ maka Rasulullah saw pun marah terhadap perkataan oang itu. Tatkala Umar melihat hal itu, dia berkata,’Kami telah rela Allah sebagai Tuhan kami, islam sebagai agama kami dan Muhammad sebagai nabi kami. Kami berlindung kepada Allah dari kemarahan Allah da kemarahan Rasul-Nya.’ Kemudian orang itu berkata,’Wahai Rasulullah bagai dengan orang yang berpuasa sepanjang masa?’ Beliau bersabda,’Tidak ada puasa dan tidak ada berbuka.’—Musaddad berkata (terhadap kalimat ini),”Tidak berpuasa dan tidak pula berbuka.’ Atau,’tidak berpuasa dan tidak berbuka.’ disini Ghoilan merasa ragu—. Orang itu berkata lagi,’Wahai Rasulullah bagaimana dengan orang yang berpuasa dua hari dan berbuka sehari?’ beliau saw bersabda,’adakah orang yang menyaggupi hal itu?’ Orang itu berkata,’Wahai Rasulullah bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari.’ Beliau saw menjawab,’itu adalah puasa Daud.’ Orang itu berkata,’Wahai Rasulullah bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari.’ Dia berkata lagi,’aku berharap bahwa aku menyanggupinya.’ Kemudian Rasulullah saw bersabda,’(berpuasa) tiga hari dalam sebulan dan dari ramadhan hingga ramadhan maka ini (sama) dengan berpuasa sepanjang masa. Berpuasa pada hari arafah dan aku meyakini bahwa disisi Allah hal ini akan menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya.” (HR. Abu Daud) Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa hadits ini adalah nash tentang berpuasa sehari dan berbuka sehari lebih utama dari berpuasa sepanjang masa. Dan seandainya berpuasa sepanjang masa itu disyariatkan dan dianjurkan maka pasti ia akan banyak dilakukan sehingga menjadi yang paling utama.. Beliau juga mengatakan bahwa Rasulullah saw telah mengabarkan,”Bahwa puasa yang disukai Allah adalah puasa Daud dan sholat malam yang disukai Allah adalah sholat malam Daud.’ Dan beliau saw mengabarkannya sekaligus kemudian beliau saw menafsirkannya,”Dia (Daud) tidur seperdua malam, bangun pada sepertiganya, dan tidur lagi pada seperenamnya. Dia berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR. Bukhori Muslim). Hadits ini menjelaskan bahwa Allah menyukainya karena sifat ibadah tersebut. Di sela-sela puasa dan sholat malamnya terdapat istirahat yang dengannya akan menguatkan badan dan membantunya untuk menunaikan hak-haknya. (Aunul Ma’bud juz VII hal 56) Al Hafizh mengatakan bahwa sekelompok ulama termasuk al Mutawalli dari madzhab Syafi’i berpendapat bahwa puasa Daud lebih utama adalah sesuatu yang tampak jelas didalam hadits tersebut. Dan dari segi artinya juga menunjukkan hal demikian karena puasa sepanjang masa terkadang mengabaikan berbagai hak-haknya dan siapa yang terbiasa dengannya maka ia akan memberatkannya bahkan melemahkan keinginannya untuk makan, tidak terlalu berminat untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan dan minuman di siang hari dan akan memenuhi kebutuhan makan dan minumnya di malam hari sehingga menambah kebiasaan baru yang berbeda dengan orang yang puasa sehari dan berbuka sehari karena puasa ini memindahkannya dari berbuka kepada puasa dan dari berpuasa kepada berbuka. (Tuhfatul Ahwadzi juz III hal 312) Adapun faedah dari puasa Daud tidaklah berbeda dengan faedah dari puasa-puasa lainnya sebagaiman telah banyak dibahas dan dikaji oleh banyak pakar kesehatan yang bersumber dari hadits Rasulullah saw,”Berpuasalah kalian maka kalian (akan) sehat.” (HR. Thabrani) Sedangkan keutamaannya, sebagaimana diutarakan oleh Rasulullah saw bahwa puasa Daud adalah puasa yang paling utama. Ia lebih utama dari pada puasa tiga hari dalam sebulan yang pahalanya seperti puasa sepanjang masa. Ia lebih utama juga dari puasa arafah yang ganjarannya adalah dihapuskan seluruh dosa kecilnya selama setahun sebelumnya. Meskipun tidak dijelaskan secara definif didalam hadits-haditsnya tentang ganjaran yang Allah sediakan bagi orang yang melakukan puasa Daud ini. Wallahu A’lam.

Senin, 01 April 2013

Tahajud

16.58 Posted by Racman D. Gummay No comments

MERAIH KEHIDUPAN BERGIZI TINGGI PENUH CAHAYA IMAN - Tahajud para Ulama terdahulu pada generasi awal-awal Islam, Ibnu Jauzi berkata: “kalau Shalat malamku ditukar dengan usia Nahi Nuh dalam kekayaan Qorun niscaya aku akan rugi”
Atha’ ibn Abi Rabah berkata “Sesungguhnya qiyamul lail itu menghidupkan badan, menerangi hati, membuat air muka bercahaya serta menguatkan penglihatan dan anggota badan, seseorang apabila melaksanakan qiyamul lail akan merasakan kegembiraan dan apabila terlewat qiyamul lailnya maka ia akan merasa sangat sedih seakan-akan ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga “ (Al-bidayah wa Nihayah 9/294).

Inilah yang dianjurkan oleh Imam Muhammad bin Sirrin “Hendaklah kalian laksanakan qiyamul lail walaupun hanya sesusuan sapi.” (Azzuhud : 306).

Diceritakan lebih dari satu dari kalangan mereka (generasi awal) bahwa tidak ada hal yang paling mereka sesalkan apabila mereka tinggalkan dalam kehidupan dunia ini kecuali “Puasa diwaktu terik matahari dan shalat ditengah malam”.

Kecintaan mereka kepada qiyamul lail sampai menjadikan mereka merasa sangat sedih apabila malam pergi dan siang datang. Imam Sufyan Atsauri berkata “apabila datang waktu malam aku sangat bahagia dan apabila datang waktu siang aku sangat sedih” (Al-Jarh Wa Ta’dil 1/85).

Abu Yazid memberitakan tentang keadaan Imam Sufyan Atsauri “bahwa apabila datang waktu pagi beliau meluruskan kakinya ke atas tembok dan meletakan kepalanya ke tanah agar darah kembali ke posisinya semula karena qiyamul lailnya yang begitu panjang” (Al-Jarh Wa Ta’dil 1/95).

Karena semangatnya dalam melaksanakan ibadah ini, mereka jadikan ini sebagai pesan utama dari generasi ke generasi. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muawiyah bin Qurrah bahwa apabila selesai melaksanakan shalat isya’ ayahnya berpesan kepada anak-anaknya “Wahai anak-anakku segeralah kalian tidur mudah-mudahan Allah SWT mengaruniakan kalian kebaikan (Qiyamul Lail)” (Az zuhud imam Ahmad 187).

Dari Utsman bin Hukaim, dia bekata, “aku pernah mendengar Sa’id bin Musayyib berkata, ‘selama 30 tahun, setiap kali para muadzin mengumandangkan adzan, pasti aku sudah berada di masjid.”

Beliau juga pernah mengatakan, “aku tidak pernah ketinggalan takbir pertama dalam shalat selama 50 tahun. Aku juga tak pernah melihat punggung para jamaah, karena aku selalu berada di shaf terdepan selama 50 tahun.”

Saat penglihatan beliau mulai melemah seseorang berkata kepada beliau, bawalah obor bersamamu agar menerangi jalan. Beliau berkata: “cukuplah bagiku cahaya Allah”.

Seorang ulama salaf menangis saat mau meninggal, ketika ditanya apa yang membuatmu menangis? Beliau menjawab: “aku menangisi hari dimana aku tidak puasa dan malam dimana aku tidak bangun”

“Setan mengikat pada ujung kepala salah seorang diantara kalian jika tidur dengan tiga ikatan. Masing-masing ikatan mengatakan : “Engkau masih memiliki malam yang panjang, maka tidurlah!’ Jika ia bangun lantas menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudlu, maka lepaslah ikatan berikutnya. Dan jika ia mengerjakaan sholat, maka terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga keesokan harinya ia menjadi giat, demikian juga jiwanya akaan menjadi baik. Jika tidak demikian, maka keesokan harinya ia menjadi kotor jiwanya lagi pemalas.” (HR. Muslim 1163).

Kehidupan

16.52 Posted by Racman D. Gummay No comments
  JANGAN MERASA RENDAH, HAMBA ALLAH ITU TINGGI JIKA BERIMAN - Bukan berarti kita tidak boleh meraih kesenangan dunia dan kejayaan di dalamnya. Alangkah indahnya doa orang yang berkata, "Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, dan jangan jadikan dunia di hati kami." Sekarang secara umum keadaan kita terbalik. Dunia bersemayam di hati kita, tetapi tidak di tangan kita. Sungguh ironis memang, keadaan ini sangat bertolak belakang dengan para pendahulu kita. Dunia mereka kuasai dalam genggamannya, namun tidak mereka biarkan bersemayam di hati mereka. Banyak sahabat yang kaya raya, memiliki apa saja, namun hal itu tidak memalingkan hatinya dari takwa. Sebagai contoh, Abdur Rahman bin 'Auf, salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira akan masuk sorga. Beliau adalah seorang pedagang yang sangat sukses, sampai dikatakan bahwa beliau jika membalikkan sebuah batu pun menghasilkan rezeki yang banyak dan berkah. Namun, hal itu tidak pernah melalaikan beliau dari takwa. Bahkan, diriwayatkan bahwa ketika meninggal, beliau meninggalkan 20 ribu dinar. Satu dinarnya sama dengan 4,25 gram emas, jika ditotal maka itu adalah seberat 85 kg emas. Sungguh jumlah yang tak sedikit. 

Secara historis, sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang sekarang dibanggakan orang-orang kafir itu berasal dari kaum Muslimin pada masa jayanya. Ketika Andalusia diperintah oleh kaum Muslimin, ilmu pengetahuan mencapai kejayaannya, sementara Eropa mengalami kegelapannya. Bahkan, sampai-sampai raja Inggris ketika itu meminta secara khusus agar khalifah waktu itu mengizinkan beberapa utusannya untuk belajar pada kaum Muslimin di Andalusia tentang beberapa ilmu pengetahuan.

Namun, kita tidak boleh tenggelam oleh kenangan kejayaan masa lalu. Justru seharusnya kita mengambil pelajaran dari sejarah. Kalaulah boleh dikatakan bahwa umat Islam sekarang ibarat perumpamaan yang telah disabdakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa kita akan diperebutkan oleh umat-umat lain ibarat orang-orang menyerbu makanan di sebuah piring besar. Bukan karena jumlah umat Islam sedikit, tetapi karena kualitas kita yang tidak sesuai dengan kuantitas kita. Kita banyak, tetapi kualitas kita sedikit. Bukan hanya masalah ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga masalah pengetahuan umat terhadap Islam dan ajarannya. Sejujurnya harus diakui bahwa mayoritas umat ini tidak mengerti dengan baik ajaran agamanya yang sempurna ini. Kelemahan yang dikatakan Rasulullah sebagai penyebabnya ternyata benar adanya. Hal itu adalah cinta dunia dan takut mati. Ditambah lagi, satu penyakit batin yang tak kalah bahayanya, yaitu merasa rendah dan hina dihadapan orang-orang kafir dan takjub akan segala kemajuan mereka dalam kehidupan dunia ini.

Firman Allah Ta'ala yang artinya:
"Kehidupan dunia dijadikan dindah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia dari mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehedaki-Nya tanpa batas." (Al-Baqarah: 212)

Seharusnya seorang mu'min tidak boleh merasa lebih rendah dan hina. Karena, dunia ini adalah suatu yang akan musnah. Dunia ini memang dijadikan indah bagi orang-orang kafir, mereka mencurahkan seluruh hidupnya untuk dunia ini. Sementara, mukmin hanya menjadikan dunia sebagai jalan menuju ridha Allah dan sorga-Nya di akhirat kelak.

Lagi pula, bukankah menjadi seorang mukmin itu sudah merupakan suatu nikmat yang tak dapat dibandingkan dengan dunia seisinya.

Ingatlah firman Allah yang artinya, "Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajanya, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman." (Ali Imran: 139).

Selasa, 19 Maret 2013

HIKMAH

18.52 Posted by Racman D. Gummay No comments
DOA MUSTAJAB AKIBAT RAJIN SHALAT AWAL WAKTU - Suatu hari, ibu saya meminta ayahku membeli ikan di pasar. Kemudian, saya pergi bersama ayah saya. Setelah ikan dibeli, kami memerlukan seseorang untuk membawanya. Di saat itu, ada seorang pemuda yang sedang berdiri didekat kami. Pemuda itu berkata, Wahai bapak, apakah bapak memerlukan bantuan saya untuk membawa ikan itu? Ya, benar! kata ayah saya. Kemudian, pemuda itu membawa ikan di atas kepalanya dan turut bersama kami ke rumah.

Di tengah perjalanan, kami mendengar suara azan. Pemuda itu berkata, Penyeru Allah telah memanggil. Izinkanlah saya berwudhu, barang ini akan saya bawa setelah shalat nanti. Apabila bapak bersedia, silakan menunggu, jika tidak, silakan bawa sendiri.

Setelah berkata demikian, ia meletakkan ikan-ikan itu dan pergi ke masjid. Ayahku berpikir, pemuda itu mempunyai keyakinan yang begitu kuat kepada Allah SWT, bagaikan seorang waliyullah. Akhirnya ayah meletakkan ikan-ikan itu, kemudian kami pergi ke masjid.

Setelah kembali dari masjid, ternyata ikan-ikan itu masih berada di tempatnya. Lalu, pemuda itu mengangkat kembali ikan-ikan tadi dan bersama menuju rumah.

Setibanya di rumah, ayah menceritakan peristiwa tersebut kepada ibu. Ibu berkata kepada pemuda tadi, Simpanlah ikan-ikan itu, mari makan bersama kami, setelah itu kamu boleh pulang.

Tetapi pemuda itu menjawab, Maaf ibu, saya sedang berpuasa. Ayah berkata, Kalau begitu, datanglah ke sini nanti petang dan berbukalah di sini.

Pemuda itu berkata, Biasanya, jika saya telah berangkat maka saya tidak akan kembali lagi. Tetapi untuk kali ini, saya akan pergi ke masjid dan petang nanti saya akan kembali kemari.

Sesudah itu, dia pergi dan meminta untuk tinggal si sebuah masjid di dekat rumah. Pada petang harinya setelah Maghrib, pemuda tadi datang dan makan bersama kami. Setelah makan, kami menyiapkan sebuah kamar untuknya agar ia dapat beristirahat tanpa diganggu oleh siapa pun.

Di sebelah rumah kami, ada seorang wanita tua yang lumpuh. Kami benar-benar terkejut ketika melihatnya dapat berjalan. Kami bertanya, Bagaimana engkau dapat sembuh?

Wanita tua itu menjawab, Saya didoakan oleh tamu Anda agar kaki saya disembuhkan dan Allah mengabulkan doanya. Ketika kami mencari pemuda itu, ternyata dia telah meninggalkan kamarnya. Pemuda itu pergi tanpa diketahui oleh siapa pun.

Kisah yang terdapat di dalam Kitab Fadhail Amal, karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandhalawi di atas, memberikan pelajaran berharga. Yakni, di antara rahasia mendirikan shalat lima waktu di awal waktu dengan berjamaah akan menjadikan doa-doanya cepat diijabah.

Itu karena orang yang mendirikan shalat lima waktu di awal waktu dengan berjamaah adalah orang yang bersih dari dosa. Sesungguhnya shalat lima waktu itu menghilangkan dosa-dosa sebagaimana air menghilangkan kotoran. (HR Muslim). Selain itu, karena ia mendahulukan panggilan Allah dari panggilan selain-Nya.

( Pelajaran yang bisa dipetik )

Untuk itu, ketika azan berkumandang mari kita segera penuhi panggilan Allah untuk melaksanakan shalat pada awal waktu dengan berjamaah. Agar doa-doa kita mustajab dan mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.

Kemudian merefleksikan hasil shalat tersebut dengan diperkuat ibadah sunnah lainnya seperti puasa agar lahir rasa qonaah, bersedekah bisa dengan tenaga yang ditunjukkan pemuda tsb, lalu berdakwah mencontohkan kepada orang lain sipemuda bela-belain shalat awal waktu, kemudian banyak istighfar dan berdzikir karena kekhilafan bisa terjadi kapan saja tanpa kita sadari.

HIKMAH

18.46 Posted by Racman D. Gummay No comments
KISAH REJEKI BERKAH SEORANG ABANG BECAK SHOLEH - Karena telah tiga kali kecelakaan kerja, Mang Ujang pun menjalani pemeriksaan kesehatan, ternyata ia sudah mengalami kemerosotan indera pendengaran. Pantas saja, kita harus berteriak kalau ngomong dengannya, harus kencang dan kadang diulang-ulang, beliau lebih mengerti gerakan mulut lawan bicara, suara kita tak terdengar jelas di telinganya. Maka ia berhenti bekerja namun tetap “orbit edarnya” di wilayah kompleks perumahan kami, menjadi seorang pengayuh becak.

Dalam kesehariannya saat tak mengayuh becak, beliau sering dimintai tolong oleh kami atau para penghuni kompleks lainnya, misalnya mengecat rumah, memperbaiki pagar, menata kebun/halaman, memotong rumput, menguras kolam ikan atau bak mandi besar, membetulkan atap rumah, ikut kerja bakti lingkungan RW atau menemani mudik ke desa. Sesekali beliau membantuku di halaman rumah, memunguti jambu, alias saya yang memanjat pohonnya, lalu dia yang memunguti buah jambu ketika keranjang yang kusodorkan dari atas telah penuh, sekaligus dialah yang menyapu dedaunan jambu tersebut.

Mang Ujang hanya menerima dengan ikhlas, berapa pun honor yang diberikan orang-orang atas pekerjaan ‘serba-bisa’-nya itu. Kalau ada yang bertanya blak-blakan, “Berapa yah yang harus saya bayar, Mang?” Beliau ini tetap hanya menjawab, “Seikhlasnya aja bu…”. Demikianlah akhirnya para tetangga sering saling tanya terlebih dahulu mengenai honor buat Mang Ujang agar ‘sama-sama enak’, maklumlah, tak sedikit pula yang kurang puas akan hasil pekerjaannya karena permasalahan pendengaran beliau, contohnya kalau disebutkan harus begini-begitu, bagian ‘ini-itu’, mungkin yang ia kerjakan hanya begini, trus tersisa pekerjaan bagian lainnya itu.

Di setiap akhir bulan masa gajian, tak cuma pundi-pundi rupiah Mang Ujang yang mengalir deras, (padahal jumlah nominal tidaklah seberapa, namun kalau terkumpul ‘tip’ dari pelanggan dadakan atau orang-orang yang sering ditolongnya, maka penghasilan beliau memang lumayan, berkah Allah mengiringi rezekinya), ada yang ikut membelanjakan beras buat keluarganya, susu, gandum, sirup, atau ada pula yang membelikan pakaian baru buat anak-anaknya.

Rezeki-Nya Maha Luas, dari sejak tidur nyenyak dengan nyaman, bangun tidur menghirup kesegaran oksigen dan air wudhu, bisa mendengar adzan, melihat mentari, membaca qur’an, rezeki sarapan, memperoleh teman-teman, punya sahabat yang amanah, dan seterusnya berlimpah ruah, selain rezeki keteguhan iman serta nikmat kesehatan nan teramat mahal, hingga memang tiada seorang pun yang bisa menghitung rezeki-Nya dalam kehidupan kita.

Beliau pernah bangkit dari keterpurukan, pernah menunjukkan bukti bahwa orang yang hebat adalah orang yang selalu bersyukur, meskipun apa yang dijalani ternyata tak sesuai keinginan diri.

Ayat indah-Nya, “…Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh [2] : 216)

Mungkin saja sekarang kita bertanya ‘mengapa begini…mengapa begitu…’, kenapa jalan hidup terasa lebih terjal dan lebih berliku, ataukah diluar pemikiran dan perencanaan kita, dan sebagainya. Lalu suatu hari nanti kita akan berucap dalam nurani, “Subhanalloh… ternyata jalannya begini…ternyata yang dialami harus begitu. Ternyata Allah ta’ala memang menghendaki skenario terbaik buat kita semua…”, insya Allah selalu ada solusi buat orang-orang yang optimis di jalan-Nya.